Turkiye dan Indonesia siap tingkatkan kerja sama industri pertahanan
“Karena presiden Indonesia yang baru terpilih sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan, perjanjian kerja sama pertahanan dengan Turki mulai tumbuh selama lima tahun dan sekarang sedang berkembang pesat.

ANKARA / ISTANBUL
Indonesia dan Turki akan memperkuat kerja sama di sektor industri pertahanan, energi, kontraktor, kesehatan, dan pertanian, khususnya di industri pertahanan, dengan tujuan mencapai target volume perdagangan sebesar USD10 miliar, kata para ahli.
Kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia pada bulan Februari dan Presiden Prabowo Subianto ke Turki pada hari Kamis membuka pintu kerja sama baru.
Para pebisnis kedua negara, yang kembali bertemu saat kunjungan Prabowo, menegaskan tujuan mereka untuk terus maju pada jalur yang telah ditetapkan oleh kedua presiden guna memperdalam hubungan lebih jauh.
Nuri Dogan Karadeniz, kepala Dewan Bisnis Turki-Indonesia dari Badan Hubungan Ekonomi Luar Negeri (DEIK), mengatakan kepada Anadolu bahwa hubungan perdagangan dengan Indonesia bergerak menuju level USD3 miliar, dan angka ini berpotensi mencapai USD10 miliar.
“Kita bisa katakan bahwa Indonesia hampir menjadi lokomotif negara-negara ASEAN. Mengingat kedekatannya dengan negara-negara seperti China, Malaysia, Singapura, dan Filipina, Indonesia merupakan kapal induk bagi kita,” katanya.
Industri pertahanan sebagai 'permata mahkota'
Menyebutkan kunjungan Presiden Erdogan ke Indonesia awal tahun ini, Karadeniz mengatakan bahwa mereka telah mulai memperoleh hasil yang baik dari pertemuan mereka dengan perwakilan Kamar Dagang dan Industri Indonesia.
Karadeniz mengatakan bahwa saat ini, industri pertahanan merupakan "permata mahkota" dari sektor industri Turki.
“Karena presiden Indonesia yang baru terpilih sebelumnya menjabat sebagai menteri pertahanan, perjanjian kerja sama pertahanan dengan Turki mulai tumbuh selama lima tahun dan sekarang sedang berkembang pesat.
Selain itu, pengetahuan dan potensi peralatan Turkiye yang luar biasa di bidang pertanian dan manajemen perhotelan merupakan salah satu bidang kerja sama yang potensial. Kontraktor kami juga terlibat dalam pemindahan ibu kota Jakarta," katanya.
"Sementara itu, Indonesia merupakan negara penghasil dan pengimpor energi yang serius. Oleh karena itu, ada kebutuhan besar bagi pebisnis Turki di negara yang dinamis seperti ini, terutama dalam energi terbarukan dan berkelanjutan. Secara umum, kami mengharapkan perkembangan yang sangat serius di sisa tahun ini, 2026 dan 2027, yang bahkan akan melampaui ekspektasi kami saat ini."
'Perdagangan akan mencapai volume yang sangat besar'
Karadeniz mengatakan Indonesia senang dengan pencapaian industri pertahanan Turki karena kesamaan budaya dan sektoral antara kedua negara, dan fakta bahwa Jakarta merupakan mitra yang dapat diandalkan.
"Teknologi senjata yang Anda peroleh untuk jangka panjang dalam industri pertahanan harus dibeli dari negara yang dapat diandalkan.
Jadi, dengan kepercayaan yang diberikan pemasok Anda, persyaratan mereka seperti perawatan, perbaikan, dan pasokan amunisi, harus terus dipenuhi," katanya.
"Turkiye dan Indonesia telah melampaui batas kepercayaan ini dengan cara yang positif.
Indonesia membutuhkan 100 senjata terapung baru, mulai dari robot bawah air hingga fregat.
Perusahaan kami di Turki juga telah menerima tawaran yang luar biasa. Selain itu, [perusahaan pertahanan Turki] ASELSAN, HAVELSAN, dan FNSS memberi kami kepercayaan yang luar biasa dengan kendaraan darat dan laut, drone, lingkungan digital, dan perangkat lunak. Perdagangan akan mencapai volume yang sangat besar, terutama di bidang pertahanan dan energi."
Indonesia dan Turki 'dapat bekerja sama dengan sangat baik'
Anindya Novian Bakrie, Ketua Kamar Dagang dan Industri Indonesia, mengatakan volume perdagangan antara Indonesia dan Turki belum mencukupi dan harus ditingkatkan.
“Industri pertahanan dapat menjadi titik awal yang baik. Karena industri pertahanan Turki adalah yang terbaik di dunia dan hal yang benar untuk dilakukan adalah meningkatkan volume perdagangan di sektor pertahanan," katanya.
"Sektor kontraktor juga merupakan salah satu bidang yang dapat kita kerjakan bersama. Kedua negara dapat bekerja sama di bidang energi, kesehatan, digital, dan banyak sektor lainnya. Industri pertahanan merupakan keunggulan Turki.
Indonesia juga tengah memperkuat sektor pertahanannya. Saya kira kedua negara dapat bekerja sama dengan sangat baik."
Bakrie mengatakan Indonesia mengekspor minyak kelapa sawit, baja, dan banyak produk lainnya, dan ingin meningkatkan ekspor ke Turkiye. Ia juga mengundang perusahaan-perusahaan Turkiye untuk berinvestasi di Indonesia.
Menekankan pentingnya sektor kesehatan di Indonesia, Bakrie mengatakan: "Banyak perangkat yang dapat kita beli dari Turkiye. Ini meningkatkan perdagangan."