365bet籭

Dunia, Budaya

Pemenang Istanbul Photo Awards sebut berita visual kunci untuk ungkap realitas pahit

Fotografer Palestina Saeed Jaras dan Samar Abu Elouf menggarisbawahi kekuatan fotografi untuk menyalurkan suara kepada mereka yang tidak bersuara

13.05.2025 - Update : 15.05.2025
Pemenang Istanbul Photo Awards sebut berita visual kunci untuk ungkap realitas pahit

ISTANBUL

Visual storytelling penting dalam mengungkap kenyataan pahit, kata fotografer Palestina Saeed Jaras, yang memenangkan penghargaan Foto Tahun Ini dari Istanbul Photo Awards 2025.

Kontes yang diselenggarakan oleh Anadolu selama 11 tahun berturut-turut ini telah memberikan penghargaan kepada 29 fotografer dalam 10 kategori tahun ini.

Seleksi dilakukan terhadap sekitar 22.000 foto kiriman dari seluruh dunia, sebagai bukti meningkatnya prestise kontes yang telah menarik lebih dari 20.000 kiriman fotografer di seluruh dunia sejak dimulainya.

Jaras, yang mewakili Middle East Images, menerima penghargaan tertinggi untuk gambarnya yang mencolok berjudul, “Gaza-Deir al-Balah.”

Dia menggambarkan tanggung jawab mendalam yang melekat pada profesinya, dengan menyatakan bahwa seorang fotografer berita harus mendokumentasikan peristiwa dengan "kejujuran, integritas, dan rasa hormat terhadap orang-orang yang terlibat."

Jaras menjelaskan, fotonya menandai titik krusial. “Gambar ini menggambarkan momen krusial dalam karier saya -- sebuah tanggung jawab untuk mendokumentasikan kebenaran dan menyuarakan mereka yang tidak dapat berbicara lagi," tutur dia.

Dia yakin foto ini berfungsi sebagai pengingat penting tentang pentingnya penceritaan visual dalam mengungkap kebenaran yang sulit dan memastikan "rasa sakit dan kehilangan subjek tidak terlupakan.”

"Ini berfungsi sebagai pengingat mengapa penceritaan visual penting dalam mengungkap realitas pahit,” kata Jaras.

Kekuatan dorong perubahan

Jaras sangat yakin pada kemampuan fotografi untuk melampaui batasan. “Sebuah foto yang menarik dapat menembus batasan politik, menantang narasi, dan memicu perubahan,” tegasnya. Ia menambahkan bahwa gambar-gambar seperti itu memaksa orang "untuk menghadapi kenyataan yang tidak mengenakkan" sekaligus menumbuhkan empati.

Mengenang momen saat ia mengambil foto pemenang penghargaan tersebut, Jaras menyampaikan keadaan emosinya yang mendalam: "Saat saya mengambil foto ini, saya diliputi kesedihan dan keterkejutan yang mendalam."

Dia menggambarkan pemandangan yang menghancurkan di hadapannya saat "seorang ibu menggendong kedua anaknya yang terbunuh dalam serangan udara Israel, sementara sang ayah berdiri dalam keadaan tidak percaya, dan anak yang selamat menangis tak terkendali."

Jaras juga menyoroti tantangan-tantangan signifikan termasuk “menangani emosi kuat dari mereka yang hadir dan tekanan psikologis akibat menyaksikan kejadian tragis.”

Tujuan utamanya, meskipun menimbulkan dampak emosional yang besar, adalah untuk mendokumentasikan “realitas tragis” dan menyampaikan penderitaan tersebut kepada dunia.


'Terbebani dengan emosi campur aduk'

Dia mengatakan bahwa mendengar penghargaannya menimbulkan gelombang perasaan yang kompleks.

"Ketika saya mendengar berita itu, saya diliputi oleh berbagai emosi -- rasa syukur, ketidakpercayaan, dan perenungan yang mendalam," kata Jaras. Ia mengatakan bahwa ia memandang penghargaan itu bukan sekadar kemenangan pribadi, tetapi sebagai "penghargaan atas kisah di balik foto dan kehidupan yang diwakilinya."

Jaras mengatakan pengakuan tersebut "sangat penting" karena "menegaskan kekuatan penceritaan visual untuk menarik perhatian pada isu-isu kritis." Ia mengatakan fotografi bukan hanya tentang menangkap gambar, tetapi juga "memberikan suara kepada mereka yang telah kehilangan kemampuan untuk berbicara."

Dia mendedikasikan penghargaan ini "kepada keluarga yang terkena dampak perang dan kepada semua jurnalis serta fotografer yang mempertaruhkan nyawa mereka untuk mendokumentasikan kebenaran," seraya menambahkan bahwa penghargaan ini memotivasi dirinya untuk melanjutkan karyanya dengan dedikasi yang lebih besar.

Fotografer tersebut menambahkan bahwa ia sudah mengetahui reputasi Istanbul Photo Awards sebagai "kontes internasional bergengsi ... untuk menghormati kisah visual yang kuat" dan memujinya sebagai platform yang menyoroti isu-isu global yang kritis.

Mendokumentasikan ketahanan di tengah rasa sakit

Jurnalis foto yang berbasis di Gaza, Samar Abu Elouf, memenangkan Hadiah Pertama Potret Cerita untuk seri fotonya yang menyentuh hati, “Korban Perang Gaza,” yang dia ambil untuk The New York Times. Karyanya mengisahkan perjalanan sulit warga Palestina yang terluka dalam konflik Gaza yang menerima perawatan medis di Qatar.

"Emosi saya sangat berat saat saya mengambil foto dan mendengarkan cerita warga Palestina yang terluka," kata Abu Elouf. Ia mengatakan bahwa ia merasa "tidak berdaya di hadapan mereka ... terbebani oleh kengerian yang telah mereka alami."

Abu Elouf mengatakan pendekatan fotografinya mengutamakan hubungan antarmanusia yang mendalam. “Saya sangat berkomitmen untuk dekat dengan mereka, mendengarkan cerita mereka dan apa yang telah mereka lalui, bahkan sebelum berpikir untuk mengambil foto. Bagi saya, foto-foto itu bukan sekadar gambar. Foto-foto itu adalah bagian dari kisah saya sendiri,” sebut dia.

Seri ini, ujar dia, merupakan kelanjutan dari komitmen yang telah lama ada. “Gambar-gambar ini merupakan kelanjutan dari perjalanan yang saya mulai di Gaza 14 tahun lalu, sebuah komitmen untuk bercerita, untuk menyoroti kehidupan di bawah pengepungan dan kekejaman perang yang tak kunjung berakhir,” kata Abu Elouf.

Setelah sebelumnya memenangkan hadiah kedua dalam kategori Berita Tunggal pada kontes tahun 2024, Abu Elouf menganggap penghargaan tahun ini sangat berarti karena "membantu menyampaikan kisah-kisah penting dari Gaza ke dunia --- kisah-kisah yang perlu dilihat, didengar, dan diingat."

Meski bangga dengan pencapaiannya, dia mengakui sulitnya merasakan kegembiraan konvensional, mengingat krisis kemanusiaan yang sedang berlangsung di Gaza dan penderitaan keluarganya sendiri di sana, dengan mengatakan: "Cerita itu sendiri, dan orang-orang dalam foto-foto itu, terlalu dibebani dengan rasa sakit."

Istanbul Photo Awards telah menjadi landasan jurnalisme foto global, merayakan seni penceritaan visual sekaligus menyoroti isu-isu kritis di seluruh dunia.

Kontes ini didukung oleh Turkcell sebagai sponsor komunikasi, Badan Kerjasama dan Koordinasi Turkiye (TIKA) sebagai sponsor acara luar negeri, dan Turkish Airlines sebagai sponsor maskapai.

Informasi lebih lanjut tentang foto pemenang dan anggota juri dapat ditemukan di istanbulphotoawards.com.​​​​​​�

Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.
Topik terkait
Bu haberi paylaşın