WHO ingatkan sistem kesehatan Gaza di ambang kehancuran di tengah meningkatnya serangan Israel
Rumah sakit dan pusat medis berada dalam tekanan ekstrem, beberapa di antaranya tidak dapat beroperasi karena permusuhan dan pembatasan akses, kata direktur WHO

ISTANBUL
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu mengeluarkan peringatan mendesak tentang kondisi kritis sistem kesehatan di Jalur Gaza, dengan meningkatnya operasi darat dan perintah terbaru Israel untuk evakuasi yang mendorong layanan kesehatan "melampaui titik kritis."
Rumah sakit dan pusat medis di Gaza utara dan selatan berada di bawah tekanan ekstrem, dengan beberapa sudah tidak beroperasi karena permusuhan dan pembatasan akses, tulis Direktur Jenderal Tedros Adhanom Ghebreyesus di X.
Di Gaza utara, tiga rumah sakit -- Rumah Sakit Indonesia, Rumah Sakit Kamal Adwan, dan Rumah Sakit Al-Awda -- bersama dengan tiga pusat perawatan kesehatan primer dan empat titik medis, terletak di dalam zona evakuasi yang diumumkan pada 20 Mei.
Dua rumah sakit tambahan, empat pusat kesehatan, dan enam titik medis terletak dalam jarak 1.000 meter (3.280 kaki) dari zona tersebut.
Tedros mengonfirmasi bahwa Rumah Sakit Kamal Adwan sekarang tidak berfungsi menyusul aktivitas militer di dekatnya dan kepanikan yang ditimbulkannya di antara pasien dan staf.
"Tidak ada pasien yang tersisa di fasilitas itu," kata dia.
Rumah Sakit Indonesia tetap tidak dapat diakses karena terus adanya kehadiran pasukan Israel, katanya, sementara dalam serangan hari Senin, generator listrik rumah sakit tersebut terkena serangan.
Tedros memperingatkan bahwa Al-Awda, rumah sakit terakhir yang berfungsi di wilayah utara, "kewalahan dan berisiko ditutup" karena memburuknya ketidakamanan dan kurangnya akses.
Di Gaza selatan, situasinya serupa. Rumah Sakit Gaza Eropa yang tidak beroperasi, bersama dengan delapan pusat perawatan primer dan sembilan titik medis, termasuk dalam zona evakuasi yang diumumkan pada 19 Mei.
Rumah sakit seperti Nasser, Al-Amal dan Al-Aqsa, bersama dengan satu rumah sakit lapangan, lima pusat perawatan primer dan 17 titik medis, terletak dalam jarak 1 kilometer dari zona evakuasi.
Tedros menggarisbawahi bahwa bahkan ketika rumah sakit tidak terkena dampak langsung atau dipaksa untuk dievakuasi, permusuhan dan kehadiran militer sangat menghambat akses bagi pasien dan petugas kesehatan, sementara juga menghalangi upaya WHO untuk mengirimkan pasokan penting.
"Hal ini dapat dengan cepat membuat fasilitas kesehatan tidak berfungsi," ujar dia.
"Kita sudah melihat hal ini terlalu sering, dan ini tidak boleh dibiarkan terjadi lagi," imbuhnya, seraya mendesak perlindungan segera terhadap perawatan kesehatan dan gencatan senjata.
"Rumah sakit tidak boleh dimiliterisasi atau menjadi sasaran," tukas dia.
Website Anadolu Agency Memuat Ringkasan Berita-Berita yang Ditawarkan kepada Pelanggan melalui Sistem Penyiaran Berita AA (HAS). Mohon hubungi kami untuk memilih berlangganan.